Text
Memiliki dan menjadi : tentang dua modus eksistensi
Dalam kebudayaan modern sekarang ini dorongan manusia untuk memiliki segala sesuatu – dan sebanyak-banyaknya – merupakan semangat dan modus eksistensi yang telah diterima umum. Dengan dukungan ilmu dan teknologi – yang memungkinkan manusia untuk melakukan apa saja – kebudayaan itu telah membawa manusia kepada kehidupan yang melimpah secara material, karena pemilikan telah menjadi tujuan hidup. Semangat untuk memiliki itu pula yang menimbulkan suasana persaingan antar manusia dan kecemasan ekologis.
Sementara itu sesungguhnya terdapat suatu modus eksistensi yang lain, yakni menjadi. Dengan modus itu manusia mengarahkan diri kepada usaha aktualisasi potensi dirinya tanpa dikuasai oleh apa yang dimilikinya. Suatu kebudayaan yang didasari oleh modus menjadi tidak memisahkan manusia dengan alam serta manusia lain – yang mengakibatkan penguasaan yang satu atas yang lain – namun memandang keduanya sebagai saling bergantung. Semangat untuk menjadi akan menumbuhkan keserasihan antara manusia dan alam serta manusia lain.
B02381 | 158.1 FRO m | Cyber Library Unas | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain