Text
Fakta, Realita dan Fenomena : RE Generasoi Konsiliasi Vitalisasi Organisasi
Konsekwensinya, di dalam kongres sepatutnya terjadi dinamika dan persaingan secara jujur, adil dan demokratis. Pihak yang merasa menang tidaklah patut kemudian melihat kelompok yang berbeda aspirasinya sebagai musuh yang harus diakhiri keberadaannya. Dalam istilah, sejarah kultur kekuasaan raja-raja tradisional dikenal apa yang disebut sebagai tumpas kelor. Prinsip tumpas kelor ini, adalah prinsip pengelolalan kekuasaan secara primitif dan tidak beradab. Kita patut belajar dari Kongres, Muktamar, Musyawarah Nasional atau apapun namanya dari sesama saudara- saudara kita yang ada di dalam partai politik ataupun organisasi kemasyarakatan lainnya. Begitu dinamisnya persaingan secara terbuka dan demokratis, tetapi setelah selesai, maka semua pihak yang terlibat dalam rivalitas dipandang sebagai potensi yang sinergis untuk memperkuat kepemimpinan partai secara sistematis dan mewarnai anatomi kepemimpinan. Di sinilah sesungguhnya kapabilitas dan kualitas sebuah kepemimpinan diuji untuk mengelola organisasi partai menjadi sebuah potensi pergerakan rakyat secara demokratis dengan melihat perbedaan sebagai sebuah kekuatan dan alat pemersatu. Kemampuan kepemimpinan tidak ada hubungannya dengan kemampuan pemimpin untuk membinasakan kader hanya karena berbeda pikiran dalam membesarkan partai. Kepemimpinan semacam itu adalah sebuah bentuk bangkitnya budaya primitif dalam memimpin partai politik ataupun mernimpin bangsa yang dilakukan oleh orang yang mengaku atau merasa dirinya senagai orang modern
B05507 | 324.2 FAK f | Cyber Library Unas | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
FH02154 | 324.2 FAK f | Perpustakaan Fakultas Hukum | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain