Text
Mindfullness dalam komunikasi antarbudaya
Budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan. Karena budaya yang berbeda memberikan norma, nilai, dan hal yang berbeda
aturan, orang-orang dari budaya yang berbeda cenderung berkomunikasi dengan cara yang berbeda. Gudykunst berpendapat bahwa komunikasi antara orang-orang dari budaya berbeda digagalkan oleh kecemasan dan ketidakpastian. Dia percaya bahwa mindfulness adalah proses moderat untuk mengelola kecemasan dan ketidakpastian yang dirasakan oleh orang asing dan kelompok
anggota.
Program Lintas Budaya Indonesia – Polandia (IPCCP) dirancang untuk menghadapi dua orang Indonesia dan
tujuh orang Polandia dalam pertemuan antar budaya tersebut. Karena mereka berasal dari latar belakang budaya yang berbeda, terdapat beberapa perbedaan
muncul. Perbedaan tersebut terkadang memunculkan kegelisahan dan ketidakpastian.
Dengan menerapkan Teori Manajemen Kecemasan/Ketidakpastian (Teori AUM) Gudykunst, penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji kecemasan dan ketidakpastian seperti apa yang dirasakan masyarakat Indonesia dan Polandia, serta
upaya apa yang telah mereka lakukan untuk mengelola masalah tersebut dengan penuh perhatian. Untuk memperkaya analisis perhatian, the
Peneliti juga menerapkan tiga karakteristik mindfulness dari Langer dan empat kompetensi mindfulness dari Jandt
komunikasi antar budaya.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia dan Polandia telah mengelola kecemasan dan ketidakpastian mereka secara sadar dengan menerapkan lima upaya, yaitu: mewujudkan motivasi dalam tindakan, keterbukaan diri, pemahaman
perbedaan, mempersepsi persamaan, dan membangun kedekatan pribadi.
B03704 | 302.2 DAR m | Cyber Library Unas | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
B03705 | 302.2 DAR m | Cyber Library Unas | Tersedia |
B03706 | 302.2 DAR m | Cyber Library Unas | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain