Text
Kopi Kita : Geliat, Hype, dan Karut-Marut Msalahnya
Indonesia memiliki potensi untuk kembali menjadi negara penghasil kopi nomor satu dunia untuk kedua kalinya. Hal ini karena lahan kopi di Indonesia jauh lebih luas dibandingkan dengan negara–negara penghasil kopi seperti Brasil dan Vietnam.
Moelyono Soesilo, penulis buku Kopi Kita yang juga global coffee trader menyebutkan, Indonesia pernah menjadi negara penghasil kopi terbesar di Indonesia pada zaman penjajahan Belanda. Bahkan kopi Indonesia sempat memperoleh ketenaran di manca negara, yang dikenal dengan “Cup of Java”. Indonesia juga merupakan salah satu negara yang memiliki kopi specialty terbanyak di dunia yang terkenal dengan keunikan citarasanya.
Menurut Mulyono, setelah mengalami naik turun pasca era kolonial, industri kopi di Indonesia menemukan kurva kedua dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Hal ditandai dengan momentum peningkatan produktivitas perkebunan kopi, tren peningkatan konsumsi kopi yang mencapai 5 kg/perkapita, serta pertumbuhan kedai-kedai kopi yang masif.
Berawal dari konsep kopi ABCD di Pasar Santa yang menguras perhatian kaum milenial, disusul populemya film Filosofi Kopi, hingga makin bergengsinya profesi barista. Semua itu membawa kebiasaan ngopi ke ranah budaya pop kaum millennial urban. Ironisnya, di tengah geliat kopi yang fenomenal tersebut, ekosistem industri kopi Indonesia memiliki cacat bawaan yang tak kunjung terobati. Salah satu bukti konkritnya adalah nasib petani yang kian terpinggirkan. Buku Kopi Kita : Geliat, Hype dan Karut-marut Masalahnya ditulis oleh Moelyono Soesilo yang seluruh royaltinya akan diberikan 100% kepada petani kopi.
B26251 | 338.4733 SOE K | Cyber Library Unas | Tersedia |
B26252 | 338.4733 SOE K | Cyber Library Unas | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain