Text
Memenangkan Indonesia
Buku Memenangkan Indonesia berisi kumpulan pemikiran dan gagasan Anies Rasyid Baswedan yang dikenal sebagai intelektual, pendidik, dan pemimpin. Anies menganalogikan Indonesia sebagai tenun kebangsaan. Tenun yang dirajut dari benang benang kebhinekaan yang sangat beragam: suku, adat, agama, keyakinan, bahasa, dan geografis yang sangat unik.
Setiap benang membawa warna tersendiri yang kesimpulannya menghasilkan kekuatan. Hingga kini proses tersebut belum selesai. Karena itulah Anies meyakini, Indonesia membutuhkan orang baik yang bersih dan kompeten untuk memimpin bangsa ini. Republik ini adalah milik bersama. Untuk itu, saat pemilu nanti harus muncul kesadaran kolektif bahwa ini adalah kesempatan menempatkan orang baik jadi pengurus negeri.
Profil Penulis:
Anies menuntaskan ikhtiarnya selama lima tahun sebagai Gubernur DKI Jakarta dengan menjadikan Jakarta tenang. teduh, rukun, dan damai, bukan Jakarta yang penuh ketegangan, pembelahan, dan suasana tak nyaman lainnya.
Anies Rasyid Baswedan lahir pada 7 Mei 1969 di Kuningan, Jawa Barat. Ia tumbuh dalam keluarga pejuang dan pendidik. Kakeknya, A.R. Baswedan, adalah Pahlawan Nasional, dan orang tuanya adalah pengajar.
Anies tumbuh besar di Jogja. Di kota gudeg itu ia mengenyam pendidikan sejak TK hingga kuliah di Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada. Ia melanjutkan studi master melalui beasiswa Fulbrightdi University of Maryland, kemudian merampungkan program doktoral bidang ilmu politik di Northern Illinois University. Selama kuliah di Amerika, Anies mendapatkan lebih dari 7 penghargaan/beasiswa.
Pada usia 37 tahun, ia menjadi rektor termuda di Indonesia ketika memimpin Universitas Paramadina. Kesetaraan dan keadilan selalu menjadi tema utama atas ide dan program yang ia laksanakan. Di kampus, ia membuat program beasiswa untuk lulusan SMA yang berprestasi dari daerah agar bisa kuliah di Jakarta dan program bebas bea-kuliah untuk mahasiswa tak mampu yang tinggal di sekitar kampus. Tak hanya di kampus, perjuangan di bidang pendidikan ia wujudkan dengan menginisiasi Gerakan Indonesia Mengajar. Sejak 2010, gerakan ini mengirimkan ribuan putra-putri terbaik bangsa untuk menjadi guru selama satu tahun di daerah terpencil.
Integritas Anies juga membuatnya dipercaya untuk mengemban amanah dalam gerakan antirasuah. Anies dipercaya menjadi Tim 8 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tahun 2008 dan Ketua Komite Etik KPK di tahun 2012.
Prestasi Anies di usia muda tak hanya diakui di level nasional. Ia juga menerima banyak pengakuan dari dunia internasional, di antaranya seperti 100 Tokoh Intelektual Dunia (2008), 20 Tokoh Masa Depan (2010), Yasuhiro Nakasone Award (2009), dan 500 Muslim Paling Berpengaruh di dunia (2010).
Setelah lama aktif dalam gerakan sipil, Anies kemudian diamanahi menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) pada 2014-2016.
Amanah yang diterima Anies semakin besar saat ia terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Mengusung visi keadilan, Anies berhasil mewujudkan Jakarta sebagai kota yang damai dan mempersatukan semua golongan. Dia kemudian dipilih oleh para gubernur se-Indonesia untuk menjadi Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi.
Di tangannya pula, Jakarta memiliki peran sentral dalam percaturan kota-kota dunia. Ia juga terpilih memimpin C40 bersama Walikota London dan Gubernur Tokyo, dimana Anies menjadi Wakil Ketua C40 Cities (jaringan kota besar di dunia yang berkomitmen mengatasi perubahan iklim).
Anies menikah dengan Fery Farhati, S.Psi, MS.c. dan dikarunia 4 orang anak. Mereka sekeluarga tinggal di Lebak Bulus di kawasan Jakarta Selatan
B25732 | 923.2 BAS m | Cyber Library Unas | Tersedia |
B25733 | 923.2 BAS m | Cyber Library Unas | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain