Text
Incredible Brothers 1
Langkah kaki terus menggema di sepanjang koridor rumah sakit. Seorang gadis berkuncir satu melangkah cepat seraya menoleh ke sana kemari, mencari kamar yang akan ditujunya. Wajahnya terlihat begitu khawatir. Ketakutan jelas melingkupi dirinya kala mendengar berita yang tak mengenakkan di pagi menjelang siang itu. Bahkan, ia sampai bolos sekolah karena tak bisa tenang memikirkan sahabatnya.
Begitu melihat seorang wanita paruh baya-yang dikenalnya-tengah mondar-mandir di depan kamar inap yang dituju-nya, gadis itu berhenti. Ia mencoba mengatur nafas sembari menghapus bulir keringat yang membanjiri keningnya. Ia menghela nafas panjang, sebelum akhirnya memanggil, "Bu!" Wanita paruh baya itu menoleh. "Ily." Gadis bernama Ily itu meraih tangan Bu Rani dan menciumnya. Tanpa banyak bicara, Bu Rani membawa Ily masuk ke dalam kamar inap di mana salah satu anak asuhnya di panti asuhan terbaring lemah dengan selang infus melekat di tangannya. Ily duduk di kursi samping ranjang, meraih tangan sahabatnya. Gadis bernama lengkap Queenesya Pricilya itu menatap sahabatnya, entah ini sudah yang keberapa kalinya sahabatnya itu terbaring di rumah sakit.
Tidak ingin membuat Vania merasa bersalah, Ily mencoba mencari topik obrolan baru. Mereka pun saling bercerita, sebenarnya lebih banyak Ily yang bercerita dan Vania lebih berperan sebagai pendengar. Sesekali mereka tertawa, seolah tidak ada hal berat yang sedang mereka hadapi. Padahal nyatanya, sakit gagal ginjal yang sudah setahun ini diderita Vania, cukup membuat keduanya merasa terus dihantui rasa sedih setiap waktu.
B25266 | 813 UNI i | Cyber Library Unas | Tersedia |
B25267 | 813 UNI i | Cyber Library Unas | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain